Rabu, 29 April 2020

Aktivitas-Aktivitas Kejiwaan

Wawan Setiawan Tirta
Aktivitas-Aktivitas Kejiwaan
Psikologi mempersoalkan tingkah laku manusia, baik yang teramati maupun yang tidak teramati. Segenap tingkah laku manusia mempunyai latar belakang psikologis. Sebab itu secara umum aktivitas-aktivitas manusia itu bisa di cari hukum psikologis yang mendasarinya. Seperti halnya para pendidik perlu memahami kekuatan-kekuatan jiwa manusia, maka merekapun perlu mengetahui hukum-hukum psikologis yang mendasari setiap aktivitas manusia yang dalam hal ini yakni anak didik. Hal ini penting, agar para pendidik bisa lebih mengenal hakikat anak didik, sehingga mereka mampu membimbing dan melayani belajar anak secara lebih tepat dan efektif. Pada uraian ini hanya akan dikemukakan beberapa aktivitas kejiwaan yang berhubungan dengan psikologi pendidikan saja.
 Psikologi mempersoalkan tingkah laku manusia Aktivitas-Aktivitas Kejiwaan

a. Pengamatan (dengan indra)
Manusia bisa mengenal lingkungan fisik yang nyata, baik dalam dirinya sendiri maupun di luar dirinya dengan menggunakan organ-organ indranya. Cara mengenal dunia luar yang demikian ini disebut mengamati secara indra. Organ-organ indra yang ada pada diri manusia disebut “modalitas pengamatan”. Pengamatan merupakan fungsi sensoris yang memungkinkan seseorang menangkap stimuli dari dunia nyata sebagai bahan yang teramati. Pengamatan sebagai suatu fungsi primer dari jiwa dan menjadi awal dari aktivitas intelektual. Objek pengamatan memiliki sifat-sifat keinginan, kesendirian, lokalis, dan bermateri. Subjek bisa mengadakan orientasi terhadap sesuatu objek, karena objek itu bisa ditangkap dengan tidak tergantung kepada adanya saja, tetapi dapat dipelajari secara langsung.

b. Tanggapan
Tanggapan umumnya didefinisikan sebagai bayangan yang menjadi kesan yang dihasilkan dari pengamatan. Kesan itu menjadi isi kesadaran yang bisa dikembangkan dalam hubungannya dengan konteks pengalamann waktu sekarang serta antisipasi keadaan untuk masa yang akan datang. Dengan uraian ini, maka bisa dikemukakan ada 3 macam tanggapan, yakni;
  • Tanggapan masa lampau yang sering disebut sebagai tanggapan ingatan
  • Tanggapan masa sekarang yang bisa disebut sebagai tanggapan imajinatif
  • Tanggapan masa mendatang yang bisa disebut sebagai tanggapan antisipatif
Mengapa bisa diartikan sebagai reaksi stimuli dengan membangun kesan pribadi yang berorientasi kepada pengamatan masa lalu, pengamatan masa sekarang, dan harapan masa yang akan datang.

c. Fantasi
Fantasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas imajinasi untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan lama yang telah ada, dan tanggapan yang baru tersebut tidak harus sama atau sesuai dengan benda-benda yang ada. Dengan begitu, aktivitas imajinasi tersebut melampaui dunia nyata.

d. Ingatan
Mengingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan jalan pengecaman secara aktif. Fungsi ingatan itu sendiri meliputi 3 aktivitas;
  • Mencamkan, yakni menangkap atau menerima kesan-kesan
  • Menyimpan kesan-kesan
  • Mereproduksi kesan-kesan
Sifat-sifat dari ingatan yang baik adalah; cepat, setia, kuat, luas, dan siap. Sifat cepat berlaku untuk aktivitas mencamkan, sifat-sifat setia, kuat dan luas berlaku dalam hal menyimpan, sedangkan sikap siap berlaku dalam hal mereproduksi kesan-kesan. Dengan demikian kita bisa menyebutkan adanya berbagai sifat ingatan yang baik. Ingatan dikatakan cepat, apabila dalm mencamkan kesan-kesan tidak mengalami kesulitan. Ingatan setia, apabila kesan yang telah dicamkan itu tersimpan dengan baik dan stabil. Ingatan dikatakan kuat, apabila kesan-kesan yang tersimpan bertahan lama. Ingatan dikatakan luas, apabila kesan-kesan yang tersimpan sangat bervariasi dan banyak jumlahnya. Ingatan dikatakan siap, apabila kesan-kesan yang tersimpan sewaktu-waktu mudah direproduksikan ke alam kesadaran.

e. Pikiran
Pikiran dapat diartikan sebagai kondisi letak hubungan antara bagian pengetahuan yang telah ada dalam diri yang dikontrol oleh akal. Jadi, akal adalah sebagai kekuatan yang mengendalikan pikiran. Berfikir berarti meletakkan hubungan antar bagian pengetahuan yang diperoleh manusia. Yang dimaksud dengan pengetahuan di sini mencakup segala konsep, gagasan, dan pengertian yang telah dimiliki atau diperoleh oleh manusia.

Berfikir merupakan proses yang dinamis yang menempuh 3 langkah berpikir;
  • Pembentukan pengertian; ini melalui proses mendiskripsikan ciri-ciri objek yang sejenis mengklasifikasi ciri-ciri yang sama mengabstraksi dengan menyisihkan, membuang, menganggap ciri-ciri hakiki.
  • Pembentukan pendapat; ini merupakan peletakan hubungan antar dua buah  pengertian atau lebih yang hubungan itu bisa dirumuskan secara verbal: Pendapat menolak, pendapat menerima, dan pendapat asumtip.
  • Pembentukan keputusan; ini merupakan penarikan kesimpulan yang berupa keputusan. Keputusan adalah hasil pekerjaan akal berupa pendapat beru yang dibentuk berdasarkan pendapat-pendapat yang sudah ada. Mengenai keputusan ini bisa dibedakan atas: Keputusan induktif, keputusan deduktif, dan keputusan analogis.

f. Perhatian
Perhatian adalah modus dari fungsi. Modus yakni cara berposisi dan menggerakkan. Jadi perhatian adalah cara menggerakkan bentuk umum cara bergaulnya jiwa dengan bahan-bahan dalam medan tingkah laku. Dengan versi lain, perhatian dapat diartikan 2 macam yakni;
  • Perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertuju kepada sesuatu objek.
  • Perhatian adalah pendayagunaan kesadaran untuk menyertai sesuatu aktivitas.

g. Perasaan
Perasaan dapat diartikan sebagai suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam situasi, dengan jalan membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan atau nilai dalam diri. Jika berfikir itu bersifat objektif, maka perasaan itu bersifat subjektif karena lebih banyak dipengaruhi oleh keadaan diri. Apa yang baik, indah, menarik bagi seseorang belum tentu baik, indah dan menarik bagi orang lain. Penilaian subjek terhadap sesuatu objek, membentuk perasaan subjek yang bersangkutan. Sebab itu, perasaan pada umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenai, artinya perasaan bisa timbul karena mengamati, menanggapi, membayangkan, mengingat, atau memikirkan sesuatu. Di samping itu, perasaan juga berhubungan dengan keadaan dan peristiwa jasmaniah.

h. Kemauan
Menurut Augustine, kemauan merupakan pengendali dari keinginan. Kemauan tidak selamanya bebas. Kemauan dapat bekerja, baik secara paksa maupun dalam bentuk pilihan sendiri. Kemauan yang bebas adalah kemauan yang sesuai dengan keinginan diri, sedangkan kemauan yang terikat adalah kemauan yang ditimbulkan oleh kondisi kebutuhan yang terbatasi oleh norma sosial maupun kondisi lingkungan.

Kekuatan kemauan beraksi, apabila dipancing oleh adanya usaha memenuhi kebutuhan. Apabila ditekankan pada kepentingan pribadi, maka kemauan mengaktualisasikan diri sebagai kekuatan yang mendorong perbuatan mencapai tujuan. Jika ditekankan pada segi lainnya, maka kemauan mengaktualisasikan diri sebagai  kekuatan yang menarik perbuatan mencapai tujuan. Kekuatan kemauan bisa diterangkan berupa dorongan-dorongan pemilihan yang dilatarbelakangi oleh nilai-nilai, kebutuhan-kebutuhan, pengetahuan, keterampilan sikap, dan bahkan kebiasaan yang dimiliki oleh; pribadi. Dengan kata lain, kuat atau lemahnya kemauan seseorang dilatarbelakangi oleh pengalaman atau hasil belajarnya.

Oleh karena kemauan berdasarkan hasil belajar, maka pendidikan mempunyai peranan  penting dalam mengendalikan kemauan anak didik untuk belajar lebih lanjut. Untuk itu pendidikan hendaknya mampu memberikan pengalaman belajar sedemikian rupa, sehingga pengalaman tersebut memperkuat kemauan anak didik untuk belajar lebih lanjut.

Demikianlah ulasan mengenai Aktivitas-Aktivitas Kejiwaan, yang pada kesempatan ini dapat dibahas dengan singkat. Semoga bermanfaat, dan untuk kurang lebihnya mohon maaf. Cukup sekian dan sampai jumpa!
Sudah di Revisi
*Rajinlah belajar demi Bangsa dan Negara, serta jagalah kesehatanmu!
*Semoga anda sukses!